Senin, Agustus 31, 2009

Cerpen Do'a

Nama : Irma Yuliani Kelas : IX G No. Absen : 11 Do’a Hujan turun mengguyur dikala sore hari, Rifa memandang lewat jendela sambil tercucur air mata. Semakin deras hujan turun semakin kencang pula tangisan Rifa. Sejenak Rifa tertidur menenangkan pikirannya, tapi bayang-bayang itu selalu ada dibenaknya. Masih teringat jelas, waktu itu Rifa baru masuk sekolah SMP favorit dan ketika itu adalah masa-masanya senang bergaul mencari-cari kesibukan, ikut berbagai kegiatan seperti ekskul, kursus dan lain sebagainya. Suatu hari, Rifa akan pergi mengikuti kegiatan kursus, sore itu hujan sedang turun tapi Rifa tetap kekeh akan pergi dia sudah janji dengan teman-temannya dan tak menghiraukan hujan itu. Sesampai disana Rifa belajar seperti biasa, tapi entah mengapa ketika Rifa sedang mengerjakan soal-soal latihan, Rifa teringat akan neneknya yang sedang sakit. Sejenak Rifa terdiam, “Kenapa kamu Rifa, dari tadi bapak lihat kamu diam saja ?”, Pak Guru membangunkan khayalan Rifa. “Enggak kok pak, tidak apa-apa”, sahut Rifa. Tiba-tiba handphone Rifa berbunyi, terkejut Rifa ketika melihat yang meneleponnya adalah pamannya. Rifa dengan was-was segera mengangkat telepon itu. “Assalaamu’alaikum”, Rifa mengangkat telepon itu. “Wa’alaikum salam”, Rifa…. Rif….. Rif….., kamu dimana? Cepat pulang…..” Paman berkata cepat sekali, tapi Rifa tidak dapat mendengar jelas karena gemuruh air hujan diluar. “Ada apa, Paman ?” Rifa menjawab. “Rif, nenek…. Nenekmu meninggal”, paman menjawab. “Innalillahi wa inna ilaihi raaji’uun….” Rifa menjawab dan berjatuhlah air matanya. Segera Rifa menelpon bibinya untuk menjemput, saat itu pula segera Rifa berpamit pulang kepada guru dan teman-temannya sambil bermandikan air mata. Diperjalanan Rifa tak henti menangis, ditengah guyuran hujan sepanjang jalan. Sesampai di rumah, Rifa melihat sosok tubuh terbaring berbalut kain putih. Segera Rifa pun mengambil air wudhu dan mengaji dengan yang lainnya dengan air mata yang terus terjatuh. Sejak peristiwa itu, Rifa sering kali menangis karena Rifa sangat merindukan neneknya tercinta. Tapi Rifa punya cara tersendiri, ketika dia teringat neneknya, dia pergi mengambil air wudhu dan mengaji, mendo’akan neneknya dan orang-orang yang dia sayang yang sudah tiada di sisinya (di alam dunia). Hanya do’a yang membuat Rifa tenang. Do’a mendekatkan Rifa kepada kebesaran Tuhan dan dalam do’anya Rifa dapat meminta dan mengadu semua kegundahan hatinya.

2 Komentar:

praptin mengatakan...

Pada dasarnya manusia membutuhkan doa. Terutama bila manusia itu sedang mengalami permasalahan..
Cyia yoo... terus nulis,,, terus semangat..^~

Ayahama mengatakan...

Oh... makasih yah...

Posting Komentar

Kritik, Saran dan Komentar sahabat semua, sangat kami harapkan dan Komentar yang tidak ada hubungannya dengan topik akan dihapus. Terimakasih.